Rabu, 21 Oktober 2015

CARA MENGGUNAKAN (SOP) ALAT DI LABORATORIUM




Daftar Pustaka

Anonim. 2012. Using a pH Meter. https://www.youtube.com/watch?v=vwY-xWMam7o. Diakses pada tanggal 23 Oktober 2015 pukul 08.22 WIB.
Muh Faqiih. 2015. Cara Menggunakan Centrifuge. https://www.youtube.com/watch?v=zcMwgn3J2rQ.  Diakses pada tanggal 23 Oktober 2015 pukul 08.35 WIB.

CARA KALIBRASI ALAT DI LABORATORIUM



Daftar Pustaka
Anonim. 2014. The Volumetric Pipet and Pipetting Technique. https://www.youtube.com/watch?v=HC44xjs7dho. Diakses pada tanggal 21 Oktober 2015 pukul 15.42 WIB.

Minggu, 04 Oktober 2015

SOP ALAT DI LABORATORIUM



1.       Cara kerja Colony counter
a.       Siapkan media yang akan dihitung, misalkan bakteri dalam cawan petri.
b.      Sambungkan colony counter terhadap aliran listrik
c.       Tekan tombol on untuk menyalakan colony counter
d.      Letakkan media diatas skala/kuadran
e.       Penghitungan dilihat dari lup sebagai media pandang
f.       Menghitung dilakukan dengan menekan tombol hitung secara, sehingga secara
g.      otomatis kita tidak perlu mengingat berapa jumlah colony media
h.      Setelah selesai menghitung tekan tombol erset untuk meriset kembali ke nol
i.        colony counter
j.        Setelah selesai menghitung tekan tombol off untuk mematikan
2.      Cara Penggunaan Inkubator
a.       Inkubator memiliki fungsi yang sama dengan water bath yaitu sebagai alat inkubasi pada analisa mikrobiologi. Inkubator adalah alat yang digunakan untuk menciptakan suhu stabil dan konstan. Cara Penggunaan Inkubator.
b.      Hidupkan Inkubator dengan menekan power pada posisi ON.
c.       Set Temperatur sesuai dengan keinginan kalian.
d.      Letakkan Termometer Pada Inkubator Untuk mengetahui kestabilan suhu incubator.
e.       Biarkan selama satu hari.
f.       Jika temperature sudah stabil berarti Inkubator sudah siap digunakan.
3.      Cara Penggunaan Laminar Flow
a.       Tekan Power pada posisi ON
b.      Hidupkan UV dengan menekan tombol lampu UV pada posisi ON selama 1-2 jam.
c.       Matikan lampu UV dengan menekan tombol pada posisi OFF.
d.      Hidupkan Blower (Kipas Anging) dan lampu biasa dengan menekan tombol pada posisi ON.
e.       Setelah selesai menggunakan laminar flow, kembalikan semua tombol pada posisi OFF.
4.      Cara Penggunaan Centrifuge
a.       Persiapkan larutan yang akan dimurnikan atau dipisahkan
b.      Sambungkan centrifuge pada aliran arus listrik
c.       Nyalakan centrifuge
d.      Buka penutup centrifuge dengan tekan tombol open.
e.       Masukan larutan ke dalam gelas tabung centrifuge. Larutan yang dimasukkan pada setiap tabung haruslah sama ukurannya
f.       Masukkan tiap tabung ke dalam lubang centrifuge. Untuk meletakkan gelas tabung berisi larutan yang akan dimurnikan, tabung harus diletakkan secara bersilang berlawanan. Namun hal ini tidak perlu dilakukan jika semua lubang pada centrifuge terisi penuh oleh tabung larutan yang akan dimurnikan
g.      Tutup kembali penutup centrifuge
h.      Set atau atur waktu yang diperlukan dan tentukan pula kecepatan rotasi putaran (Rpm) yang diinginkan
i.        Tekan tombol on untuk memulai memurnikan larutan
j.        Setelah pemurnian selesai, tekan tombol open dan ambil semua larutan dalam tabung yang telah dimurnikan dengan cara mengambilnya secara berseling berlawanan pula.
5.      Cara Penggunaan Waterbath
a.       Air dimasukkan ke dalam bejana.
b.      Hidupkan water bath dengn menekan tombol ON.
c.       Atur Suhu yang diinginkan dan atur juga kecepatannya.
d.      Masukkan benda yang akan dipanaskan ke dalam air (untuk tangas air) letakkan benda pada salah satu lubang ( untuk tangas uap ), ingat lubang lain yang tidak digunakan tetap ditutup.
6.      Cara Penggunaan Autoclave
a.       Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoklaf. Jika air kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas tersebut. Gunakan air hasil destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat.
b.      Masukkan  peralatan  dan  bahan.  Jika  mensterilisasi  botol  beretutup  ulir,  maka tutup harus dikendorkan.
c.       Tutup autoklaf dengan  rapat  lalu kencangkan baut pengaman agar  tidak ada uap yang  keluar  dari  bibir  autoklaf.  Klep  pengaman  jangan  dikencangkan  terlebih dahulu.
d.      Nyalakan  autoklaf,  diatur  timer  dengan  waktu  minimal  15  menit  pada  suhu 121oC.
e.       Tunggu samapai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen autoklaf dan  terdesak  keluar  dari  klep  pengaman.  Kemudian  klep  pengaman  ditutup (dikencangkan) dan tunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15’ dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.
f.       Jika  alarm  tanda  selesai  berbunyi,  maka  tunggu  tekanan  dalam  kompartemen turun  hingga  sama  dengan  tekanan  udara  di  lingkungan  (jarum  pada  preisure gauge  menunjuk  ke  angka  nol).  Kemudian  klep-klep  pengaman  dibuka  dan keluarkan isi autoklaf dengan hati-hati.
7.      Cara Penggunaan Timbangan Analitik
a.       Bersihkan bagian dalam timbangan dengan kuas kecil.
b.      Pastikan dalam meletakkan timbangan analitik di meja yang rata.
c.       Tancapkan kabel steker, dan nyalakan dengan menekan tombol ON.
d.      Timbang wadah/tempat.
e.       Tekan Tombol zero, selanjutnya masukkan bahan yang akan ditimbang.
f.       Baca berat bahan.
g.      Setelah selesai, stabilkan timbangan, matikan dan cabut steker.
8.      Cara Penggunaan Oven
a.       Masukkan alat yang akan disterilisasi.
b.      Susun rapi seperti yang tertera pada buku manual.
c.       Hidupkan oven dengan menekan power pada posisi ON.
d.      Set Temperatur sesuai dengan keinginan dengan menkan tombol set sambil memutar tombol ON/OFF.
e.       Matikan oven setelah digunkan dengan menekan tombol  OFF.
9.      Cara Penggunaan Lemari Asam (Fume Hood)
a.       Pastikan Fume Hood siap untuk digunakan. Switch On pada panel listrik yang berada disamping atau belakang Fume Hood
b.      Switch Blower dan Switch Lampu dalam keadaan On pada panel switch dibagian depan
c.       Pintu terbuka dengan jarak 10 – 20 cm dari permukaan meja kerja. 
d.      Selain untuk menambah hisapan uap kimia juga berguna untuk melindungi User dari uap kimia. Jangan biarkan pintu tertutup ketika blower sedang menyala karena kaca akan pecah.  Sisakan +/- 5 cm .
e.       Berikan jarak untuk setiap peralatan yang berada di dalam ruang kerja.   
f.       Berikan jarak antara tempat berdiri dengan Fume Hood pada saat bekerja.
g.      Jangan biarkan Meja Kerja terlalu penuh dengan peralatan yang tidak dibutuhkan.
h.      Lingkungan sekitar Fume hood jangan terlalu banyak barang dan aktivitas pekerja   
i.        Jangan memasukan kepala ke dalam ruang kerja Fume Hood
j.        Bersihkan tumpahan bahan kimia secepatnya.
k.      Jangan merubah posisi Fume Hood, karena merubah posisi Ducting.
l.        Jangan menyimpan bahan kimia diatas meja kerja,  tanpa menggunakan alas karena akan menyebabkan korosi pada meja kerja.
m.    Selesai bekerja biarkan Blower menyala +/- 15 menit agar semua uap terhisap keluar
n.      Jika lemari asam terletak dalam ruangan yang kecil, dianjurkan untuk membuka pintu atau jendela ruangan agar Blower dapat menghisap udara dengan mudah.

DAFTAR PUSTAKA

MODUL PRAKTIKUM



UJI AMONIUM DAN NITRAT
1.      Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk kadar nitrat dengan metode kolorimetri pada limbah domestik.
2.      Prinsip Percobaan
Pengujian kadar amonium dan nitrit didahului dengan pembuatan larutan standar. Setelah itu dibuat kurva kalibrasi dengan mengukur absorbansi larutan standar yang telah diberi reagen menggunakan spetrofotometer pada panjang gelombang tertentu. Kemudian dilakukan analisis sampel dengan mengukur absorbansi sampel dan memplotkan hasil pembacaan pada kurva kalibrasi standa
3.      Tinjauan Pustaka
Kondisi Eksisiting Wilayah Sampling
Pada praktikum amonium dan nitrit kali ini, Sampel yang digunakan adalah limbah domestik atau limbah rumah tangga yang diambil di IPAL Tlogomas Malang.
Cara pengambilan sampel itu sendiri yaitu dengan cara menampung limbah domestik atau limbah rumah tangga yang ada pada kolam aerasi. Botol diisi dengan limbah domestik atau limbah rumah tangga tersebut ,kemudian langsung ditutup agar tidak ada udara yang masuk kedalamnya.
Nitrat
Nitrat (NO3) merupakan bentuk anorganik dari Nitrogen. Nitrat adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan nurtien utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae. Nitrit nitrogen sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan. Nitrifikasi yang merupakan proses oksidasi ammonia menjadi nitrit dan nitrat adalah proses yang penting dalam siklus nitrogen dan berlangsung pada kondisi aerob. Oksidasi ammonia menjadi nitrit dilakukan oleh bakteri Nitrosomonas, sedangkan oksidasi nitrit menjadi nitrat dilakukan oleh bakteri Nirobacter (Effendi, 2003)
4.      Alat dan Bahan
Alat
1.   Neraca Analitik
2.   Labu takar 100 ml, 500 ml, 1000 ml
3.   Beakerglass 100 ml
4.   Erlenmeyer
5.   Pipet ukur dan pipet tetes
6.   Gelas Alroji
7.   Spektrofotometer dan Kuvet
8.   Bunsen + Korek api + penyangga
Bahan
1.   Fenol
2.   Sulfat
3.   Amoniak pekat
4.   Ammonium Nitrat
5.   Aquadest
6.   Sampel limbah
5.      Cara Kerja
Analisis Nitrat Dengan Metode Fenol Sulfat
1. Larutan induk nitrat (100 mg/L)
Melarutkan 721,8 mg KNO3 ke dalam 100 mL air suling pada labu ukur 1000 mL. Menambahkan air suling sampai tepat tanda tera.
2. Larutan campuran fenol sulfat
Mencampurkan 10 mL larutan fenol dan 10 mL asam sulfat dalam labu ukur 100 mL. Menambahkan air suling sampai tepat tanda tera.
3.3.4 Penentuan kadar N sebagai ion NO3- dengan metode Fenol Sulfat secara kolorimetri
a. Pembuatan Larutan Standar Nitrat
Memipet larutan induk nitrat 100 mg/L sebanyak 50 mL dan dimasukkan dalam erlenmeyer, menguapkan di atas penangas air dan dikeringkan. Menambahkan 2 mL larutan fenol sulfat untuk melarutkan endapan yang ada dengan bantuan batang kaca untuk mengaduk. Memasukkan campuran dalam labu takar 500 mL dan diencerkan dengan akuades hingga tanda tera. Menyiapkan 7 labu takar 50 mL dan memipet 0,00 mL; 0,25 mL; 0,50 mL; 1,00 mL; 1,50 mL dan 2,00 mL, salah satu secara duplo, kemudian memasukkannya masing-masing ke dalam labu takar 50 mL. Masing-masing labu takar 50 mL tersebut selanjutnya ditambah dengan aquades sampai tepat tanda tera kemudian dikocok hingga homogen. Diperoleh larutan standar nitrat dengan kadar 0,00 mg/L; 0,05 mg/L; 0,10 mg/L; 0,20 mg/L; 0,30 mg/L dan 0,40 mg/L.
b. Pembuatan Kurva Kalibrasi
Memipet 10 mL masing-masing larutan standar nitrat, salah satu secara duplo, kemudian memasukkannya masing-masing ke dalam labu takar 50 mL. Menambahkan 7 mL amoniak pekat dan ke dalam masing-masing labu takar 50 mL, ditambahkan aquades kemudian mengocoknya perlahan dan dibiarkan. Mengukur absorbansi larutan-larutan tersebut dengan alat spektrofotometer pada panjang gelombang 410 nm. Membuat kurva kalibrasi standar dan menentukan persamaan garis lurus atau regresinya
c. Pelaksanaan Analisis Sampel
Memipet 5 mL masing-masing larutan sampel secara duplo, kemudian memasukkannya ke dalam erlenmeyer 50 mL, menguapkan di atas penangas air dan dikeringkan. Menambahkan 2 mL larutan fenol sulfat untuk melarutkan endapan yang ada dengan bantuan batang kaca untuk mengaduk. Memasukkan campuran dalam labu takar 50 mL. Tambahkan 7 mL amoniak sehingga timbul warna kuning dalam larutan dan diencerkan dengan akuades hingga tanda tera.. Mengukur absorbansi larutan tersebut dengan alat spektrofotometer pada panjang gelombang 410 nm. Memplotkan hasil pembacaan pada kurva kalibrasi standar atau melalui persamaan garis lurus yang telah dibuat sebelumnya.

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK
1. TUJUAN
a.    Mempelajari proses saponifikasi suatu lemak dengan menggunakan kalium hidroksida dan natrium hidroksida
b.   Mempelajari perbedaan sifat sabun dan detergen

2. DASAR TEORI
Trigliserida adalah suatu ester lemak atau minyak dengan berat molekul relatif tinggi dan dapat disaponifikasi (dihidrolisis) menjadi larutan yang bersifat basa menghasilkan sabun dan gliserol (Fessendenet al, 2003)
Berdasarkan reaksi tersebut, sabun dikatakan sebagai suatu campuran garam dari anion – anion karboksilat dan suatu kation univalen. Campuran anion – anion tesebut dapat terbentuk karena setiap molekul trigliserida mengandung variasi jenis residu asam lemak dan karena minyak atau lemak itu sendiri merupakan suatu campuran molekul – molekul asam lemak.
Sabun kalium lebih mudah larut dalam air daripada sabun natrium. Sabun kalium biasa digunakan sebagai sabun cair dan pembasuh. Sabun bersifat keras apabila terbuat dari lemak/minyak padat yang memiliki derajat kejenuhan yang tinggi seperti gajih dan shortening. Proses saponifikasi dari minyak jenuh akan menghasilkan sabun lunak.
Perlakuan larutan sabun dengan asam klorida encer akan menghasilkan campuran asam lemak :
Asam lemak dari asam karboksilat dengan rantai karbon panjang (C10 – C18) dapat berupa asam lemak jenuh atau tidak jenuh. Detergen sintetik berbeda dari sabun karena detergen merupakan garam dari asam sulfurik akil rantai panjang atau suatu asam alkil benzensulfonat, yang berbeda dengan asam karboksilat (Fessenden et al, 2003).
Fungsi sabun dan detergen adalah untuk menghilangkan kotoran dan lemak dengan jalan mengemulsikan partikel tersebut menjadi suatu suspensi. Kotoran akan teradhesi dari kain dan melekat ke permukaan pada suatu lapisan tipis. Dengan adanya pencucian maka lapisan tersebut akan terpisah dan terbawa oleh air.
Bagaimana molekul sabun detergen dapat melarutkan partikel – partikel non polar seperti lemak, minyak dan gajih? Molekul sabun dan detergen terdiri dari ujung hidrokarbon yang bersifat non polar dan ujung yang lain bersifat polar/ionik. Bagian non polar akan mengelilingi tetesan minyak dan melarutkannya sesuai dengan asas like dissolves like (senyawa yang memiliki kemiripan kepolaran akan saling melarutkan). Ujung polar/ionik dari molekul sabun segera akan terlarut dalam air.
Sabun tidak dapat bekerja dengan baik pada air sadah karena adanya kation divalen seperti Ca2+, Mg2+, atau Fe2+ yang akan membentuk endapan dengan anion karboksilat dari sabun. Hal ini sering dijumpai sebagai kerak pada dinding dan keran pada kamar mandi. Pada sisi lain anion dari detergen yaitu alkil sulfat/alkil sulfonat tidak dapat membentuk endapan dengan kation – kation tersebut. Dengan demikian detergen dapat digunakan secara efektif pada air sadah.
3. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan dalam percobaan adalah :
- Tabung reaksi
- Pipet volume
- Pipet tetes
- Beaker glass 250 ml
- Kertas saring
- Gelas arloji
- Bunsen + korek api + penyangga
Bahan yang digunakan dalam percobaan adalah :
- Lemak
- KOH 10% dalam etanol 95%
- NaCl
- Aquades
- CaCl2 0,1%
- MgCl2 0,1%
- FeCl2 0,1%
- Detergen
- Air kran
- Minyak
4. PROSEDUR KERJA
A. SAPONIFIKASI LEMAK : Pembuatan Sabun Kalium
§  Tempatkan lemak seberat 1,5 gram pada tabung reaksi
§  Tambahkan 10 mL larutan KOH 10% (v/v) dalam etanol 95%


§  Tempatkan tabung reaksi pada beaker glas 250 mL yang berisi air panas sebagai penangas air (proses pemanasan diteruskan hingga mendidih
§  Tambahkan etanol 2 mL untuk menggantikan etanol yang menguap
§  Setelah tabung dipanaskan selama 10 menit, lakukan uji penyabunan untuk melihat apakah proses saponifikasi sudah berlangsung sempurna atau belum
§  Cara pengujian dilakukan dengan meneteskan hasil reaksi ke dalam air. Saponifikasi sempurna jika tidak ada tetesan lemak
§  Jika saponifikasi sudah sempurna, tuang hasil reaksi pada gelas beaker dan panaskan sampai alkohol menguap sempurna (dengan ditandai terbentuknya cairan kental dan liat, jangan sampai gosong).
§  Tambahkan akuades 30 mL
§  Aduk secara konstan sehingga diperoleh sabun kalium
§  Larutan dibagi 2, untuk pembuatan sabun natrium (langkah B) dan untuk pengujian (langkah C)

B. SAPONIFIKASI LEMAK : Pembuatan Sabun Natrium
§  Separuh sampel dari langkah A ditambah 15 mL larutan NaCl jenuh
§  Campuran diaduk dengan kuat sampai terbentuk padatan
§  Padatan yang diperoleh dipisahkan dengan kertas saring
§  Padatan berupa sabun natrium ditekan supaya terbebas dari air

C. SIFAT SABUN DAN DETERGEN
§  Pengujian dilakukan dengan menggunakan masing – masing 1 mL larutan sabun kalium (dari langkah A) dan 1 mL larutan sabun natrium (dari langkah B)
§  Oleskan minyak atau lemak pada permukaan gelas arloji
§  Gunakan larutan sabun kalium tersebut apakah dapat menghilangkan lemak yang ada (denga cara menggoyangkan gelas arloji)
§  Proses diulangi dengan menggunakan detergen yang dihasilkan dari pelarutan 0,5 gram detergen ke dalam 50 mL akuades
§  Ambil 4 tabung reaksi, masing – masing diisi berurutan 1 mL larutan CaCl2 0,1%, 1 mL larutan MgCl2 0,1%, 1 mL larutan FeCl2 0,1% dan air kran
§  Setiap tabung reaksi diaduk dan diamati endapan yang terjadi
§  Ulangi proses yang terjadi dengan menggunakan bahan sabun natrium dan detergen.

 
LARUTAN DAN KOLOID
PERCOBAAN I. Penentuan pH larutan
Tujuan percobaan ini ialah untuk menentukan pH larutan dengan menggunakan indikator universal. Pada penggunaan indikator universal harus diperhatikan betas-batas pH yang dapat dibedakan.
ALAT
 Plat tetes
 Pipet tetes
 Rak dan tabung reaksi
BAHAN
 Larutan asam 0,01 M (antara lain HCl dan CH3COOH)
 Larutan basa 0,01 M (antara lain NaOH dan NH3)
 Larutan garam 0,01 M (antara lain NaCl, CH3COONa dan NH4Cl)
 Kertas indicator universal
 Larutan indicator universal (dibuat dengan cara melarutkan di dalam 1 liter etanol 66 % dari 0,30 gr brom thymol biru, 0,35 gr fenolphtalein, 0,05 gr metil jingga dan 0,15 gr metil merah).
CARA KERJA
1. Penentuan pH dengan kertas indikator universal
Tempatkan 1 tetes larutan yang akan diperiksa pada plat tetes . Celupkan sepotong kertas indicator universal sebentar ke dalam plat tetes tersebut. Setelah lebih kurang ½ menit, bandingkan warna kertas itu dengan warna pada kartu pembanding warna . Perkirakan pH larutan sampai aetengah satuan.
2. Penentuan dengan larutan indicator universal
Buatlah larutan pembanding warna sebagai berikut : sediakan 9 tabung reaksi yang bersih dan tempelkan label < pH larutan 3 s/d 11 pada tabung reaksi tersebut masukkan 2 ml larutan ke dalam tabung reaksi sesuai dengan label tambahkan 1 tetes larutan indicator universal pada setiap tabung reaksi.
Masukkan 2 ml lari\utan yang akan diperiksa dan 1 tetes larutan indicator universal ke dalam suatu tabung reaksi lain. Bandingkan warna larutan dengan warna larutan-larutan pembanding. Perkirakan pH larutan sampai setengah satuan.
PERTANYAAN
1. Buatlah kelompok larutan yang mempunyai pH  7 dan pH  7 !
2. Kesimpulan apakah yang dapat diambil tentang pH larutan garam dibandingkan dengan pH larutan asam dan basa yang membentuk garam itu ?
3. Jelaskan factor yang mempengaruhi pH larutan garam !

PERCOBAAN 2. LARUTAN PENYANGGA (BUFFER/PENAHAN)
Tujuan percobaan ini ialah untuk mengenal sifat-sifat larutan penyangga
ALAT
 Rak dan tabung reaksi
 Silinder ukur 10 ml
 Pipet tetes
BAHAN
 Larutan Asam klorida 0,1 M
 Larutan Natrium Hidroksida 0,1 M
 Larutan Asam asetat 0,1 M
 Larutan Natrium Asetat 0,1 M
 Larutan Amoniak 0,1 M
 Larutan Amonium klorida 0,1 M
 Laqrutan indicator Universal
 Larutan-larutan pembanding warna 
CARA KERJA
1. Masukkan 2 ml air dan 2 tetes larutan indicator universal ke dalam masing-masing 3 tabung reaksi. Tabung reaksi pertama digunakan sebagai pembanding perubahan warna. Catat pH larutan dengan cara mengukur pH dengan kertas indicator universal.

a.Pada tabung 2 tambahkan larutan HCl 0,1 M tetes demi tetes sampai terjadi perubahan warna dibandingkan dengan tabung pertama. Catat jumlah tetes dan tentukan pH larutan dengan menggunakan kertas indicator universal.
b.Pada tabung 3 tambahkan larutan NaOH 0,1 M tetes demi tetes sampai terjadi perubahan warna. Catat jumlah tetes dan tentukan pH larutan seperti di atas
2. Buatlah larutan penyangga dengan cara mencampurkan 5 ml larutan CH3COOH 0,1 M dengan 5 ml larutan CH3COONa 0,1 M. Masukkan 2 ml larutan penyangga ini dan 2 tetes indicator universal ke dalam masing-masing 3 tabung reaksi. Tabung reaksi pertama digunakan sebagai pembanding perubahan warna catat pH larutan dengan membandingkan teerhadap pH larutan pembanding.

a. Pada tabung reaksi ke 2 kerjakan seperti pada cara B.1.a
b. Pada tabung reaksi ke 3 kerjakan seperti pada cara B.1.b

3. Kerjakan seperti pada cara B.2 dengan larutan penyangga yang dibuat dari larutan NH3 0,1 M dan larutan NH4Cl 0,1 M.

PERTANYAAN
Bagaimana pengaruh perubahan asam atau basa terhadap pH larutan penyangga dibandingkan dengan pengaruhnya terhadap pH air ?

Percobaan 3. Titrasi Asam Basa
Titrasi adalah suatu cara kerja yang digunakan pada analisis volumetric. Tujuan percobaan ini ialah untuk menentukan konsentrasi larutan NaOH derngan cara mengukur volumenya, yang diperlukan untuk bereaksi dengan larutan HCl yang tertentu volume dan konsentrasinya.
ALAT
 Pipet Tetes
 Buret
 Statif dan klem holder
 Pipet 10 ml
 Labu Erlenmeyer 250 ml
 Gelas ukur 25 ml
BAHAN
 Larutan asam klorida yang konsentrasimya diketahui
 Larutan Natrium hidroksida
 Laritan indicator fenolpthalein

CARA KERJA
1. Cuci buret dan bilas dengan larutan NaOH
2. Isi buret dengan larutan NaOH dan catat pembacaan buret
3. Cuci pipet dan bilas dengan HCl
4. Dengan menggunaskan pipet gondok , pindahkan 10 ml larutan HCl ke dalam labu Erlenmeyer , tambahkan 15 ml air suling dan 2 tetes larutan pp
5. Lakukan titrasi! Hentikan penambahan larutan NaOH pada saat timbulnya warna m,erah muda yang tidak menghilang jika labu Erlenmeyer diguncangkan. Catat pembacaan buret dan hitung volum larutan NaOH yang digunakan.
6. Ulangi percobaan ini. Pada tittrasi ke dua dan ke tida, tambahkan ml larutan NaOH yang terakhir tetes demi tetes agak titik akhir titrasi tidak terlampaui.
7. Dari hasil percobaan , hitunglah konsentrasi larutan NaOH.

Percobaan 4. Larutan Koloid dan Sifatnya
Ditinjau dari ukuran partikelnya, system koloid terletak anatara larutan dan suspensi kasar. Oleh karena itu ada 2 cara pembuatan system koloid yaitu, cara dispersi dan cara kondensasi. Pada cara dispersi, bahan dalam bentuk kasar dihaluskan dan didispersikan ke dalam suatu medium. Pada cara kondensasi, molekul-molekul dikondensasikan menjadi partikel dengan ukuran koloid.
Tujuan percobaan ini ialah untuk membuat koloid dengan cara dispersi dan kondensasi serta mempelajari beberapa sifatnya.
ALAT
 Lumpang dan alu
 Tabung reaksi
 Alat pembakar
 Statif dan corong
 Batang pengaduk
 Pipet tetes
 Lampu senter
BAHAN
 Agar-agar
 Minyak tanah
 Larutan sabun
 Larutan FeCl3
 Larutan K2CrO4 5 %
CARA KERJA
Pembuatan Koloid
1. Pembuatan sol dengan dispersi : Sol agar-agar dengan air

Ambil satu sendok teh agar-agar , kemudian larutkan dalam air di dalam tabung reaksi . Untuk memudahkan pelarutan panaskan campuran itu.
2. Pembuatan sol dengan cara kondensasi Sol FeCl3

Panaskan 50 ml air hingga mendidih . Tambahkan larutan FeCl3 jenuh setetes demi setetes sanbil di aduk hingga larutan menjadi merah coklat.
3. Pembuatan emulsi

Masukkan 1 ml minyak tanah dan 5 ml air kedalam suatu tabung reaksi. Guncangkan tabung itu dengan keras. Setelah itu letakkan tabung reaksi itu pada rak tabung , amati dan catat waktu yang diperlukan untuk pemisahan kedua zat itu. Masukkan 1 ml minyak tanah dan 15 tetes larutan sabun ke dalam suatu tabung reaksi. Guncamgkan tabung itu dengan keras. Setelah itu, letakkan tabung reaksi dan perhatikan apakah kedua zat itu memisah.
Sifat Koloid
1. Efek Tyndall

Isi sebuah gelas kimia dengan larutan K2CrO4 5 % lalu terangi larutan tersebut dengan berkas cahaya lampu senter. Amati berkas cahaya itu dalam arah tegak lurus. Dengan cara yang sama, amati sol Fe(OH)3, perbedaan apakah yang terlihat?
2. Kestabilan koloid

Masukkan 5 ml sol Fe(OH)3 ke dalam suatu tabung reaksi , tambahkan 5 ml larutan NaCL 1 M, guncangkan dan amati apa yang terjadi. Catat waktu yang diperlukan agar terjadi koagulasi.
3. Kerjakan seperti pada langkah (a), tetapi gunakan larutan secara berturut-turut NaCl 0,2 M, BaCL2 0,2 M dan AlCl3 0,2 M. Catat waktu yang diperlukan agar terjadi koagulasi.

PERTANYAAN
1. Apakah perbedaan antara cara dispersi dan cara kondensasi ?
2. Apakah byang dimaksud dengan peptisasi ?
3. Bagaimanakah pengaruh sabun terhadap campuran air dan minyak tanah ?
4. Apakah pengaruh konsentrasi larutan elektrolit terhadap kestabilan koloid ?
5. Apakah pengaruh muatan ion terhadap kestabilan koloid ?

Percobaan 5. Logam alkali dan Alkali tanah
Tujuan percobaan ini ialah untuk mempelajari beberapa sifat logam alkali dan alkali tanah.
ALAT
 Gelas kimia
 Rak dan tabung reaksi
 Kawat nikrom
 Alat pembakar
 Jepit tabung raksi

BAHAN
 Logam Natrium
 Kalsium
 Magnesium
 Larutan fenolphtalein
 Padatan LICl
 Padatan NaCl
 Padatan CaCl2
 Padatan KCl
 Padatan SrCl2
 Padatan BaCl2
 HCl Pekat

CARA KERJA
1. Jepit sepotong kecil loganm Na dan letakkan di atas sepotong kecil kertas saring. Kemudian apungkan dengan hati-hati kertas saring itu pada permukaan air dalam pinngan penguap. (perhatikan : jangan pegang logan Natrium dengan tangan dan jangan terlampau dekat pada tempat reaksi). Setelah reaksi selesai, periksa larutan dalam pinggan dengan larutan fenolpthalein.
2. Baliklah tabung reaksi yang penuh berisi air dan masukkan sepotong kalsium ke dalam gelas kimia itu dan segera tutup kalsium itu dengan tabung reaksi yang berisi air. Dalam tabung itu terbentuk gas setelah reaksi itu selesai. Keluarkan tabung reaksi , segera


periksa gas yang terbentuk itu dengan nyala api (batang korek api yang menyala)kemudian periksa larutan dalam gelas kimia dengan larutan fenolpthalein.
3. Bersihkan sepotong pita magnesium dengan kertas ampelas, masukkan magbesium itu ke dalam air. Apa yang terjadi ?
4. Reaksi Nyala . Bersihkan kawat nikrom dengan mencelupkannya ke dalam larutan asam klorida pekat, kemudian panaskan kawat itu dalam nyala api pembakar. Ulangi pekerjaan ini sampai tidak tampak warna lian dalam nyala. (kawat yang bersih tidak mengubah warna nyala. Kemudian celupkan kawat ke dalam padatan yang akan diuji secara berurutan, setiap akan menguji nyala padatan maka terlebih dahulu kawat dibersihkan dengan mencelup kedalam larutan HCl pekat.

Percobaan 6. Unsur Transisi
Tujuan percobaan ini ialah mempelajari sifat ion kompleks
ALAT
 cawan penguap
 Tabung reaksi dan rak
 Pipet tetes

BAHAN
 CuSO5.5H2O
 CoSO4.7 H2O
 HCl pekat
 NaOH 2 M
 CuSO4 0,25 M
 NH4Cl pekat

CARA KERJA
1. Maukkan sedikit kristal CuSO5.5H2O ke dalam pinggan penguap dan panaskan , setelah zat tidak berwarna lagi dinginkan pinggan penguap kemudian tambahkan beberapa tetes air.
2. Kerjakan seperti pada langkah kerja 1 dengan kristal CoSO4.7H2O
3. Masukkan ke dalam tiga buah tabung reaksi , masing-masing 1 ml larutan CuSO4 0,25 M

a. Pada tabung reaksi pertama, tambahkan larutan NaOH 2M tetes demi tetes sampai berlebihan
b. Pada tabung reaksi kedua, tambahkan larutanm NaOH 2 M tetes demi tetes sampai berlebih.
c. Pada tabung reraksi ke tiga, tambahkan larutan HCl pekat tetes demi tetes sampai terjadi perubahan warna. Tambahkan air ke dalam tabung reaksi ini sebanyak volume larutan. Apakah terjadi perubahan warna ?. Tambahkan alrutan NH4Cl pekat
Percobaan 7. Elektrolisis
Elektrolisis garam KI akan terurai menjadi K+ dan I-, ion-ion tersebut akan bergerak keelektroda (katoda dan anoda). Bila gerak ion-ion tersebut dalam molekul-molekul air akan membentuk asam dan basa karena dalam elektrolisis tersebut molekul molekul air akan terurai menjadi ion hidroksida (OH-) dan ion hidronium (H3O+)
KI + H2O K+ + I + H2O
H2O H + OH
K+ I K+ + I
K+ + I + H+ + OH KOH + HI
Tujuan praktikum ini untuk menentukan dasar hantar elektrolisis garam KI dan NaCl.
ALAT
 Statif dan penjepit
 Pipa U
 Elektroda (katoda dan anoda)

BAHAN
 Larutan KI
 Larutan NaCl
 Aquades
 Indikator fenolphtalein

CARA KERJA
1. Susunlah alat dalam keadaan tegak lurus dimana pipa U terpasang tidak miring.
2. Tuangkan larutan KI pada salah satu ujung pipa U diujung lainnya adalah aquades secara bersamaan.
3. Lakukan elektrolisis yang dihubungkan dengan sumber arus kurang lebih 10 menit atau kira-kira elektrolisis terjadi dengan sempurna.
4. Tetesi dengan indicator pp pada kedua ujung tabung pipa U perhatikan perubahan warna yang terjadi.


5. Lakukan nomor 2 dengan mengganti KI dengan NaCl
6. Bandingkan perubahan warna yang terjadi.

PERTANYAAN
Tuliskan mekanisme reaksi pembentukan asam dan basa dari kedua garam KI dan NaCl.
Percobaan 8. Tingkat Reaksi
Pada umumnya laju reaksidipengaruhi oleh konsentrasi pereaksi. Untuk reaksi antara zat A dengan zat B dalam system homogen, misalnya dengan reaksi sebagai berikut :
A + 2B 3C
Hukum Lajunya adalah :
V = - d[A]/dt = - d[dB]/2dt - d[C]/3 dt = k [A]x[B]y
t = waktu reaksi k = tetapan laju reaksi
ALAT
 gelas kimia
 Pipet ukur 10 ml
 Plat tetes
 Pipet volume 10 ml dan 25 ml
 Termometer
 Alat pengukur waktu

BAHAN
 Larutan kanji 1%
 Larutan KI 0,2M
 Larutan Hidrogen peroksida 0,1M
 Larutan asam sulfat 0,2 M

Cara kerja
1. Masukkan 1 tetes larutan KI 0,2M ke dalam tiap tabung reaksi yang kering. Tambahkan berturut-turut 1,2,3,4 dan 5 ml air dan guncangkan tabung itu. Beri tanda A,B,C,D dan E pada larutan-larutan itu.
2. Dengan cara yang sama encerkan larutan H2O2 0,1 M dan beri tanda L,M,N,O dan P pada larutan-larutan itu.
3. Di dalam suatu lekuk pada plat tempatkan 2 tetes H2SO4 0,2 M tambahkan 1 tetes larutan A dan catat waktu sejak penambahan ini sampai timbul warna biru


4. Ulangi langkah kerja 3 , tetapi ganti larutan A dengan larutan KI yang lebih encer berturut-turut larutan B,C,D dan E.
5. Didalam suatu lekuk plat tetes, tempatkan 2 tetes larutan H2SO4 0,2 M, dua tetes larutan amilum dan dua tetes larutan L. Tambahkan 1 tetes larutan KI 0,2 M dan catat waktu sejak penambahan itu sampai timbul warna lain.
6. Ulangi langkah kerja 5, tetapi ganti larutan L dengan larutan H2O2 yang lebih encer, berturut-turut larutan M,N,O dan P.

PERTANYAAN
1. Apakah konsentrasi H2O2 tetap, Bgaimanakah pengaruh perubahan konsentrasi I2 terhadap laju reaksi.
2. Apabila konsentrasi I tetap, bagaimanakah pengaruh perubahan konsentrasi H2O2 terhadap laju reaksi 2. Berapakah tingkat reaksi terhadap konsentrasi H2O2

PERTANYAAN DAN TUGAS
Sebelum Prkatikum :
1. Bagaimana cara menentukan orde reaksi ?
2. Apakah fungsi larutan kanji pada percobaan diatas tersebut ?
3. Untuk dapat mengetahui/mengamati bahwa suatu reaksi berlangsung cepat atau lambat di dasarkan pada perubahan apa saja dalam percobaan ini.

Setelah praktikum.
1. Berapakah orde reaksi ion I dan ion S2O32  dan orde reaksi keseluruhan pada percobaan diatas.
2. Tuliskan persamaan laju reaksinya.