PERCOBAAN I. Penentuan
pH larutan
Tujuan percobaan ini
ialah untuk menentukan pH larutan dengan menggunakan indikator universal. Pada
penggunaan indikator universal harus diperhatikan betas-batas pH yang dapat
dibedakan.
ALAT
Plat tetes
Pipet tetes
Rak dan tabung reaksi
BAHAN
Larutan asam 0,01 M
(antara lain HCl dan CH3COOH)
Larutan basa 0,01 M
(antara lain NaOH dan NH3)
Larutan garam 0,01 M
(antara lain NaCl, CH3COONa dan NH4Cl)
Kertas indicator
universal
Larutan indicator
universal (dibuat dengan cara melarutkan di dalam 1 liter etanol 66 % dari 0,30
gr brom thymol biru, 0,35 gr fenolphtalein, 0,05 gr metil jingga dan 0,15 gr
metil merah).
CARA KERJA
1. Penentuan pH dengan
kertas indikator universal
Tempatkan 1 tetes
larutan yang akan diperiksa pada plat tetes . Celupkan sepotong kertas
indicator universal sebentar ke dalam plat tetes tersebut. Setelah lebih kurang
½ menit, bandingkan warna kertas itu dengan warna pada kartu pembanding warna .
Perkirakan pH larutan sampai aetengah satuan.
2. Penentuan dengan
larutan indicator universal
Buatlah larutan
pembanding warna sebagai berikut : sediakan 9 tabung reaksi yang bersih dan
tempelkan label < pH larutan 3 s/d 11 pada tabung reaksi tersebut masukkan 2
ml larutan ke dalam tabung reaksi sesuai dengan label tambahkan 1 tetes larutan
indicator universal pada setiap tabung reaksi.
Masukkan 2 ml lari\utan
yang akan diperiksa dan 1 tetes larutan indicator universal ke dalam suatu
tabung reaksi lain. Bandingkan warna larutan dengan warna larutan-larutan
pembanding. Perkirakan pH larutan sampai setengah satuan.
PERTANYAAN
1. Buatlah kelompok
larutan yang mempunyai pH 7 dan pH 7 !
2. Kesimpulan apakah
yang dapat diambil tentang pH larutan garam dibandingkan dengan pH larutan asam
dan basa yang membentuk garam itu ?
3. Jelaskan factor yang
mempengaruhi pH larutan garam !
PERCOBAAN 2. LARUTAN
PENYANGGA (BUFFER/PENAHAN)
Tujuan percobaan ini
ialah untuk mengenal sifat-sifat larutan penyangga
ALAT
Rak dan tabung reaksi
Silinder ukur 10 ml
Pipet tetes
BAHAN
Larutan Asam klorida
0,1 M
Larutan Natrium
Hidroksida 0,1 M
Larutan Asam asetat
0,1 M
Larutan Natrium
Asetat 0,1 M
Larutan Amoniak 0,1 M
Larutan Amonium
klorida 0,1 M
Laqrutan indicator
Universal
Larutan-larutan
pembanding warna
CARA KERJA
1. Masukkan 2 ml air
dan 2 tetes larutan indicator universal ke dalam masing-masing 3 tabung reaksi.
Tabung reaksi pertama digunakan sebagai pembanding perubahan warna. Catat pH
larutan dengan cara mengukur pH dengan kertas indicator universal.
a.Pada tabung 2
tambahkan larutan HCl 0,1 M tetes demi tetes sampai terjadi perubahan warna
dibandingkan dengan tabung pertama. Catat jumlah tetes dan tentukan pH larutan
dengan menggunakan kertas indicator universal.
b.Pada tabung 3
tambahkan larutan NaOH 0,1 M tetes demi tetes sampai terjadi perubahan warna.
Catat jumlah tetes dan tentukan pH larutan seperti di atas
2. Buatlah larutan
penyangga dengan cara mencampurkan 5 ml larutan CH3COOH 0,1 M dengan 5 ml
larutan CH3COONa 0,1 M. Masukkan 2 ml larutan penyangga ini dan 2 tetes
indicator universal ke dalam masing-masing 3 tabung reaksi. Tabung reaksi
pertama digunakan sebagai pembanding perubahan warna catat pH larutan dengan
membandingkan teerhadap pH larutan pembanding.
a. Pada tabung reaksi
ke 2 kerjakan seperti pada cara B.1.a
b. Pada tabung reaksi
ke 3 kerjakan seperti pada cara B.1.b
3. Kerjakan seperti
pada cara B.2 dengan larutan penyangga yang dibuat dari larutan NH3 0,1 M dan
larutan NH4Cl 0,1 M.
PERTANYAAN
Bagaimana pengaruh
perubahan asam atau basa terhadap pH larutan penyangga dibandingkan dengan
pengaruhnya terhadap pH air ?
Percobaan 3. Titrasi
Asam Basa
Titrasi adalah suatu
cara kerja yang digunakan pada analisis volumetric. Tujuan percobaan ini ialah
untuk menentukan konsentrasi larutan NaOH derngan cara mengukur volumenya, yang
diperlukan untuk bereaksi dengan larutan HCl yang tertentu volume dan
konsentrasinya.
ALAT
Pipet Tetes
Buret
Statif dan klem
holder
Pipet 10 ml
Labu Erlenmeyer 250
ml
Gelas ukur 25 ml
BAHAN
Larutan asam klorida
yang konsentrasimya diketahui
Larutan Natrium
hidroksida
Laritan indicator
fenolpthalein
CARA KERJA
1. Cuci buret dan bilas
dengan larutan NaOH
2. Isi buret dengan
larutan NaOH dan catat pembacaan buret
3. Cuci pipet dan bilas
dengan HCl
4. Dengan menggunaskan
pipet gondok , pindahkan 10 ml larutan HCl ke dalam labu Erlenmeyer , tambahkan
15 ml air suling dan 2 tetes larutan pp
5. Lakukan titrasi!
Hentikan penambahan larutan NaOH pada saat timbulnya warna m,erah muda yang
tidak menghilang jika labu Erlenmeyer diguncangkan. Catat pembacaan buret dan
hitung volum larutan NaOH yang digunakan.
6. Ulangi percobaan
ini. Pada tittrasi ke dua dan ke tida, tambahkan ml larutan NaOH yang terakhir
tetes demi tetes agak titik akhir titrasi tidak terlampaui.
7. Dari hasil percobaan
, hitunglah konsentrasi larutan NaOH.
Percobaan 4. Larutan
Koloid dan Sifatnya
Ditinjau dari ukuran
partikelnya, system koloid terletak anatara larutan dan suspensi kasar. Oleh
karena itu ada 2 cara pembuatan system koloid yaitu, cara dispersi dan cara
kondensasi. Pada cara dispersi, bahan dalam bentuk kasar dihaluskan dan
didispersikan ke dalam suatu medium. Pada cara kondensasi, molekul-molekul
dikondensasikan menjadi partikel dengan ukuran koloid.
Tujuan percobaan ini
ialah untuk membuat koloid dengan cara dispersi dan kondensasi serta
mempelajari beberapa sifatnya.
ALAT
Lumpang dan alu
Tabung reaksi
Alat pembakar
Statif dan corong
Batang pengaduk
Pipet tetes
Lampu senter
BAHAN
Agar-agar
Minyak tanah
Larutan sabun
Larutan FeCl3
Larutan K2CrO4 5 %
CARA KERJA
Pembuatan Koloid
1. Pembuatan sol dengan
dispersi : Sol agar-agar dengan air
Ambil satu sendok teh
agar-agar , kemudian larutkan dalam air di dalam tabung reaksi . Untuk
memudahkan pelarutan panaskan campuran itu.
2. Pembuatan sol dengan
cara kondensasi Sol FeCl3
Panaskan 50 ml air
hingga mendidih . Tambahkan larutan FeCl3 jenuh setetes demi setetes sanbil di
aduk hingga larutan menjadi merah coklat.
3. Pembuatan emulsi
Masukkan 1 ml minyak
tanah dan 5 ml air kedalam suatu tabung reaksi. Guncangkan tabung itu dengan
keras. Setelah itu letakkan tabung reaksi itu pada rak tabung , amati dan catat
waktu yang diperlukan untuk pemisahan kedua zat itu. Masukkan 1 ml minyak tanah
dan 15 tetes larutan sabun ke dalam suatu tabung reaksi. Guncamgkan tabung itu
dengan keras. Setelah itu, letakkan tabung reaksi dan perhatikan apakah kedua
zat itu memisah.
Sifat Koloid
1. Efek Tyndall
Isi sebuah gelas kimia
dengan larutan K2CrO4 5 % lalu terangi larutan tersebut dengan berkas cahaya
lampu senter. Amati berkas cahaya itu dalam arah tegak lurus. Dengan cara yang
sama, amati sol Fe(OH)3, perbedaan apakah yang terlihat?
2. Kestabilan koloid
Masukkan 5 ml sol
Fe(OH)3 ke dalam suatu tabung reaksi , tambahkan 5 ml larutan NaCL 1 M, guncangkan
dan amati apa yang terjadi. Catat waktu yang diperlukan agar terjadi koagulasi.
3. Kerjakan seperti
pada langkah (a), tetapi gunakan larutan secara berturut-turut NaCl 0,2 M, BaCL2
0,2 M dan AlCl3 0,2 M. Catat waktu yang diperlukan agar terjadi koagulasi.
PERTANYAAN
1. Apakah perbedaan
antara cara dispersi dan cara kondensasi ?
2. Apakah byang
dimaksud dengan peptisasi ?
3. Bagaimanakah
pengaruh sabun terhadap campuran air dan minyak tanah ?
4. Apakah pengaruh
konsentrasi larutan elektrolit terhadap kestabilan koloid ?
5. Apakah pengaruh
muatan ion terhadap kestabilan koloid ?
Percobaan 5. Logam
alkali dan Alkali tanah
Tujuan percobaan ini
ialah untuk mempelajari beberapa sifat logam alkali dan alkali tanah.
ALAT
Gelas kimia
Rak dan tabung reaksi
Kawat nikrom
Alat pembakar
Jepit tabung raksi
BAHAN
Logam Natrium
Kalsium
Magnesium
Larutan fenolphtalein
Padatan LICl
Padatan NaCl
Padatan CaCl2
Padatan KCl
Padatan SrCl2
Padatan BaCl2
HCl Pekat
CARA KERJA
1. Jepit sepotong kecil
loganm Na dan letakkan di atas sepotong kecil kertas saring. Kemudian apungkan
dengan hati-hati kertas saring itu pada permukaan air dalam pinngan penguap.
(perhatikan : jangan pegang logan Natrium dengan tangan dan jangan terlampau
dekat pada tempat reaksi). Setelah reaksi selesai, periksa larutan dalam
pinggan dengan larutan fenolpthalein.
2. Baliklah tabung
reaksi yang penuh berisi air dan masukkan sepotong kalsium ke dalam gelas kimia
itu dan segera tutup kalsium itu dengan tabung reaksi yang berisi air. Dalam
tabung itu terbentuk gas setelah reaksi itu selesai. Keluarkan tabung reaksi ,
segera
periksa gas yang
terbentuk itu dengan nyala api (batang korek api yang menyala)kemudian periksa
larutan dalam gelas kimia dengan larutan fenolpthalein.
3. Bersihkan sepotong
pita magnesium dengan kertas ampelas, masukkan magbesium itu ke dalam air. Apa
yang terjadi ?
4. Reaksi Nyala .
Bersihkan kawat nikrom dengan mencelupkannya ke dalam larutan asam klorida
pekat, kemudian panaskan kawat itu dalam nyala api pembakar. Ulangi pekerjaan
ini sampai tidak tampak warna lian dalam nyala. (kawat yang bersih tidak
mengubah warna nyala. Kemudian celupkan kawat ke dalam padatan yang akan diuji
secara berurutan, setiap akan menguji nyala padatan maka terlebih dahulu kawat
dibersihkan dengan mencelup kedalam larutan HCl pekat.
Percobaan 6. Unsur
Transisi
Tujuan percobaan ini
ialah mempelajari sifat ion kompleks
ALAT
cawan penguap
Tabung reaksi dan rak
Pipet tetes
BAHAN
CuSO5.5H2O
CoSO4.7 H2O
HCl pekat
NaOH 2 M
CuSO4 0,25 M
NH4Cl pekat
CARA KERJA
1. Maukkan sedikit
kristal CuSO5.5H2O ke dalam pinggan penguap dan panaskan , setelah zat tidak
berwarna lagi dinginkan pinggan penguap kemudian tambahkan beberapa tetes air.
2. Kerjakan seperti
pada langkah kerja 1 dengan kristal CoSO4.7H2O
3. Masukkan ke dalam
tiga buah tabung reaksi , masing-masing 1 ml larutan CuSO4 0,25 M
a. Pada tabung reaksi
pertama, tambahkan larutan NaOH 2M tetes demi tetes sampai berlebihan
b. Pada tabung reaksi
kedua, tambahkan larutanm NaOH 2 M tetes demi tetes sampai berlebih.
c. Pada tabung reraksi
ke tiga, tambahkan larutan HCl pekat tetes demi tetes sampai terjadi perubahan
warna. Tambahkan air ke dalam tabung reaksi ini sebanyak volume larutan. Apakah
terjadi perubahan warna ?. Tambahkan alrutan NH4Cl pekat
Percobaan 7.
Elektrolisis
Elektrolisis garam KI
akan terurai menjadi K+ dan I-, ion-ion tersebut akan bergerak keelektroda
(katoda dan anoda). Bila gerak ion-ion tersebut dalam molekul-molekul air akan
membentuk asam dan basa karena dalam elektrolisis tersebut molekul molekul air
akan terurai menjadi ion hidroksida (OH-) dan ion hidronium (H3O+)
KI + H2O K+ + I + H2O
H2O H + OH
K+ I K+ + I
K+ + I + H+ + OH KOH
+ HI
Tujuan praktikum ini
untuk menentukan dasar hantar elektrolisis garam KI dan NaCl.
ALAT
Statif dan penjepit
Pipa U
Elektroda (katoda dan
anoda)
BAHAN
Larutan KI
Larutan NaCl
Aquades
Indikator
fenolphtalein
CARA KERJA
1. Susunlah alat dalam
keadaan tegak lurus dimana pipa U terpasang tidak miring.
2. Tuangkan larutan KI
pada salah satu ujung pipa U diujung lainnya adalah aquades secara bersamaan.
3. Lakukan elektrolisis
yang dihubungkan dengan sumber arus kurang lebih 10 menit atau kira-kira
elektrolisis terjadi dengan sempurna.
4. Tetesi dengan indicator
pp pada kedua ujung tabung pipa U perhatikan perubahan warna yang terjadi.
5. Lakukan nomor 2
dengan mengganti KI dengan NaCl
6. Bandingkan perubahan
warna yang terjadi.
PERTANYAAN
Tuliskan mekanisme
reaksi pembentukan asam dan basa dari kedua garam KI dan NaCl.
Percobaan 8. Tingkat
Reaksi
Pada umumnya laju
reaksidipengaruhi oleh konsentrasi pereaksi. Untuk reaksi antara zat A dengan
zat B dalam system homogen, misalnya dengan reaksi sebagai berikut :
A + 2B 3C
Hukum Lajunya adalah :
V = - d[A]/dt = -
d[dB]/2dt - d[C]/3 dt = k [A]x[B]y
t = waktu reaksi k =
tetapan laju reaksi
ALAT
gelas kimia
Pipet ukur 10 ml
Plat tetes
Pipet volume 10 ml
dan 25 ml
Termometer
Alat pengukur waktu
BAHAN
Larutan kanji 1%
Larutan KI 0,2M
Larutan Hidrogen
peroksida 0,1M
Larutan asam sulfat
0,2 M
Cara kerja
1. Masukkan 1 tetes
larutan KI 0,2M ke dalam tiap tabung reaksi yang kering. Tambahkan
berturut-turut 1,2,3,4 dan 5 ml air dan guncangkan tabung itu. Beri tanda A,B,C,D
dan E pada larutan-larutan itu.
2. Dengan cara yang
sama encerkan larutan H2O2 0,1 M dan beri tanda L,M,N,O dan P pada
larutan-larutan itu.
3. Di dalam suatu lekuk
pada plat tempatkan 2 tetes H2SO4 0,2 M tambahkan 1 tetes larutan A dan catat
waktu sejak penambahan ini sampai timbul warna biru
4. Ulangi langkah kerja
3 , tetapi ganti larutan A dengan larutan KI yang lebih encer berturut-turut
larutan B,C,D dan E.
5. Didalam suatu lekuk
plat tetes, tempatkan 2 tetes larutan H2SO4 0,2 M, dua tetes larutan amilum dan
dua tetes larutan L. Tambahkan 1 tetes larutan KI 0,2 M dan catat waktu sejak
penambahan itu sampai timbul warna lain.
6. Ulangi langkah kerja
5, tetapi ganti larutan L dengan larutan H2O2 yang lebih encer, berturut-turut
larutan M,N,O dan P.
PERTANYAAN
1. Apakah konsentrasi H2O2
tetap, Bgaimanakah pengaruh perubahan konsentrasi I2 terhadap laju reaksi.
2. Apabila konsentrasi
I tetap, bagaimanakah pengaruh perubahan konsentrasi H2O2 terhadap laju reaksi
2. Berapakah tingkat reaksi terhadap konsentrasi H2O2
PERTANYAAN DAN TUGAS
Sebelum Prkatikum :
1. Bagaimana cara
menentukan orde reaksi ?
2. Apakah fungsi
larutan kanji pada percobaan diatas tersebut ?
3. Untuk dapat
mengetahui/mengamati bahwa suatu reaksi berlangsung cepat atau lambat di
dasarkan pada perubahan apa saja dalam percobaan ini.
Setelah praktikum.
1. Berapakah orde
reaksi ion I dan ion S2O32 dan orde reaksi keseluruhan pada percobaan
diatas.
2. Tuliskan persamaan
laju reaksinya.